Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru: Tahun Ini Harus Lebih Baik
Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru: Tahun Ini Harus Lebih Baik ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 2 Muharram 1442 H / 21 Agustus 2020 M.
Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru: Tahun Ini Harus Lebih Baik
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Ummatal Islam,
Kita telah memasuki tahun baru Muharram. Bulan yang pertama yaitu bulan Muharram, bulan yang agung, bulan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan. Dimana ia termasuk daripada bulan-bulan haram. Dalam firmanNya:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّـهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّـهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ
“Sesungguhnya jumlah bulan di hari Allah menciptakan langit dan bumi adalah 12 bulan. Itu adalah merupakan agama Allah yang lurus, maka janganlah kalian berbuat dzalim di bulan-bulan tersebut.” (QS. At-Taubah[9]: 36)
Artinya di bulan-bulan haram perbuatan dzalim dilipatgandakan dosanya, dijadikan besar dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lihat juga: Khutbah Jumat Bulan Muharram Tentang Puasa Muharram
Maka kita sambut tahun yang baru ini dengan cara kita beramal shalih, kita berpikir bagaimana supaya amalan kita lebih baik daripada tahun sebelumnya. Jangan sampai tahun ini sama daripada tahun sebelumnya atau bahkan lebih buruk daripada tahun sebelumnya.Setiap kita berusaha dan bertekad bagaimana caranya supaya tahun ini lebih baik.
Al-Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwasannya waktu manusia itu ada tiga; yang pertama adalah waktu yang telah berlalu, yang kedua waktu yang akan datang, dan yang ketiga waktu yang sedang berjalan. Memperbaiki waktu yang telah berlalu itu mudah -kata beliau. Yaitu dengan cara kita bertaubat kepada Allah, meminta ampun akan dosa-dosa yang telah kita lakukan pada waktu yang lampau. Memperbaiki waktu yang akan datang pun mudah -kata beliau- yaitu dengan cara kita bertekad bulat dan mempunyai rencana-rencana yang jitu untuk memperbaiki waktu yang akan datang.
Adapun yang paling berat -kata beliau- adalah memperbaiki waktu yang sedang berjalan. Karena boleh kita berencana dengan seribu rencana, tapi ketika hari itu telah datang, banyak sekali kendala-kendala. Kendala itu berupa kemalasan, kendala itu berupa hawa nafsu dan syahwat. Sehingga akhirnya rencana yang telah kita rencanakan gagal. Mungkin kita ingin agar tahun depan saya sudah hafal Arbain An-Nawawiyah, saya ingin supaya saya bisa menghafal Juz Amma, misalnya. Tapi Subhanallah, ketika waktu itu telah datang terasa malas. Maka di situlah perjuangan melawan hawa nafsu tak akan pernah pudar. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَفضَلُ الجِهادِ أَن تُجاهِدَ نَفسَكَ لِطَاعَةِ اللَّهِ
“Jihad yang paling utama yaitu kamu menjihadi dirimu untuk menaati Allah Jalla wa ‘Ala.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Najjar dari hadits Abu Dzar dengan sanad yang shahih)
Maka dari itulah setiap kita bertekad bulat bagaimana caranya supaya tahun ini lebih baik daripada tahun yang sebelumnya. Amalan shalih saya lebih banyak daripada amal sebelumnya. Bagaimana saya mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang saya tidak punya kebiasaan di tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya kita tidak pernah shalat tahajud, di tahun ini kita usahakan untuk shalat tahajud. Kalau tahun sebelumnya kita tidak pernah khatam Qur’an, di tahun ini kita berusaha dan usahakan bisa khatam Qur’an setiap bulannya kalau bisa.
Maka saudaraku, karena sesungguhnya datangnya tahun itu bukanlah menunjukkan kepada sesuatu yang indah dalam kehidupan. Akan tetapi dekatnya ajal. Banyak manusia ketika telah berulang kepadanya hari kelahiran, mereka bergembira riya, mereka meniup lilin dan yang lainnya. Mereka berpikir seakan-akan rasanya ajal tidak akan menjemput dirinya. Dia tidak sadar bahwa bertambahnya tahun itu hakikatnya adalah dekatnya ajal kepada dirinya. Kalau kita misalnya umurnya 50 tahun, dengan datangnya tahun ini berarti sisa kita berapa tahun lagi. Lalu dimanakan persiapan kita menuju kematian tersebut? Maka seharusnya kita berpikir kembali. Semakin datang tahun berarti semakin dekat ajal kita. Dimana persiapan kita? Akankah kita terus disibukkan mencari dunia? Akankah kita terus disibukkan mencari keinginan kita yang sifatnya duniawiyah kemudian kita lupakan kehidupan akhirat lalu kita berkata: “Nanti saya akan beramal, nanti saya akan beramal,” sampai ajal telah datang.
Ketika ajal telah datang, tidak akan bisa lagi diundurkan. Walaupun saat itu setiap jiwa pasti akan berharap minta diundurkan walau sesaat untuk bisa bersedekah ataupun beramal shalih. Akan tetapi:
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّـهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
“Allah tidak akan pernah mengakhirkan ajal apabila telah datang kepada suatu jiwa.” (QS. Al-Munafiqun[63]: 11)
Saudaraku, sekarang yakinilah bahwasanya kita belum tentu bisa mendapatkan tahun berikutnya, belum tentu hidup kita akan sampai kepada tahun-tahun berikutnya. Mungkin ini tahun terakhir kita. Kita tidak tahu, barangkali ajal itu telah menunggu di tahun ini dan kita pun akan kembali kepada Allah. Maka apa persiapan kita dari amal? Maka setiap kita harus ada tekad yang kuat untuk memperbaiki waktu-waktu kita.
Demi Allah, waktu-waktu kita dan umur kita akan ditanya oleh Allah Jalla wa ‘Ala. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ
“Senantiasa seorang hamba berdiri nanti di padang mahsyar di hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara.”
عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ
“Tentang umurnya untuk apa ia habiskan?”
وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Tentang masa mudanya untuk apa ia habiskan?”
Subhanallah. waktu-waktu kita akan ditanya oleh Allah, umur kita akan ditanya oleh Allah Jalla wa ‘Ala. Maka saudaraku, waktu-waktu yang telah kita lakukan, ternyata kita berusaha untuk muhasabah dan ternyata mungkin banyak sekali waktu-waktu yang telah kita sia-siakan untuk HP, untuk online, untuk internet, untuk WhatsApp dan yang lainnya.
Maka kita berpikir ulang saudaraku sekalian, kita merenung dengan sebenar-benarnya perenungan, apakah kita akan terus-menerus seperti itu? Akankah saya menjadi hamba yang ternyata terbiasa dengan dunia maya sana? Apakah akan menjadi kebiasaan dalam hidup kita, apakah sampai tua kita terbiasa dengan sesuatu yang ternyata kurang manfaatnya?
Saudaraku, demi Allah kita tidak ingin mati di atas sesuatu yang sia-sia, apalagi sesuatu yang sifatnya maksiat. Kita ingin mati di atas ketaatan. Maka dari sekarang kita biasakan ketaatan.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم
Khutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru: Tahun Ini Harus Lebih Baik
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Ummatal Islam,
Dengan datangnya waktu, hendaknya kita berusaha berpikir bagaimana waktu yang sedang berjalan ini kita gunakan sebaik-baiknya. Namun banyak diantara kita yang tertipu. Tertipu oleh menunda-nunda waktu dengan berkata nanti dan nanti. Padahal kita belum tentu akan menjelang “nanti” tersebut.
Ketika kita berkata: “Nanti sore saya akan baca Al-Qur’an, maka pertanyaannya apakah yakin ajalmu sampai sore nanti? Maka dari itulah Al-Hasan Al-Bashri berkata:
إياك والتسويف …
“Jauhi oleh kamu berkata “nanti”,
فإنك بيومك ولست بغدك…
“Karena kamu sedang berada di hari ini, bukan di hari esok. Jika engkau bisa melakukan dan menggunakan hari ini sebaik-baiknya, esok pun engkau bisa melakukan itu. Dan jika engkau tidak bisa melakukan kebaikan di hari ini, di hari esok pun kamu tidak akan bisa melakukan itu.”
Kita akan terus tertipu dengan kata-kata “nanti” dan angan-angan dari setan. Sehingga pada waktu itu yang ada hanyalah penyesalan.
Maka saudaraku, mari kita berusaha berbenah diri, kita memperbaiki diri kita, menjadi hamba yang lebih baik, menjadi hamba yang senantiasa bertaubat kepada Allah, menjadi hamba yang lebih semangat dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala cinta kepada hamba-hamba yang kuat keinginannya dan semangatnya tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Walaupun pada setiap mereka ada kebaikannya. Semangatlah -kata Rasulullah- dalam perkara yang bermanfaat buat hidupmu dan mintalah tolong kepada Allah dan jangan lemah.”
Apa yang dimaksud dengan mukmin yang kuat? Kata Imam Nawawi yaitu kuat dalam azimah, dalam niat dia dan tekadnya untuk dia memperbaiki diri dan menggunakan waktunya. Maka sesungguhnya dia adalah yang dicintai oleh Allah.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات
اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.
Download mp3 Khutbah Jumat
Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Amal
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru: Tahun Ini Harus Lebih Baik” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48935-khutbah-jumat-singkat-tahun-baru-tahun-ini-harus-lebih-baik/